SOAL ONLINE
September 21, 2019
Sabtu, 21 September 2019
September 21, 2019
PENGUMUMAN PENGAYAAN KELAS 8
PENGUMUMAN
Untuk kegiatan pengambilan Nilai Pengayaan kelas 8, baru akan kami publikasi pada :
Hari : Sabtu
Tanggal: 21 September 2019
Waktu : Pukul 16.30 WIB
Syarat mengikuti pengayaan :
Terima kasih
Untuk kegiatan pengambilan Nilai Pengayaan kelas 8, baru akan kami publikasi pada :
Hari : Sabtu
Tanggal: 21 September 2019
Waktu : Pukul 16.30 WIB
Syarat mengikuti pengayaan :
- Siswa kelas 8 yang telah mengikuti UH 1 dengan nilai tuntas
- Di kerjakan sendiri, tidak boleh oleh orang lain
- Login menggunakan email dengan nama yang bersangkutan
Terima kasih
Selasa, 17 September 2019
September 17, 2019
Pengumuman
Minggu, 15 September 2019
Materi
September 15, 2019
Materi Sumberdaya Alam Tambang di Indonesia
A. Potensi Sumber Daya alam Tambang
1. Minyak Bumi dan Gas
1. Minyak Bumi dan Gas
Minyak bumi dan gas merupakan sumber
energi utama yang saat ini banyak dipakai untuk
keperluan industri,
tranportasi, dan rumah tangga. Saat ini telah di kembangkan sumber
energy
alternative misalnya bioenergy dari beberapa jenis tumbuhan dan sumberdaya
energy lainnya seperti matahari, angina dan gelombang. Namun produksi energy
dari
sumber energy alternative masih terbatas jumlahnya.
Negara-negara produsen minyak
terbesar, yang bila dikombinasikan memproduksi hampir
45% dari total produksi
minyak mentah dunia, adalah Amerika Serikat (AS), Arab Saudi,
Russia, dan
Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Produsen Minyak Bumi Terbesar pada Tahun 2015:
1. Amerika Serikat | 12,704,000 bpd |
2. Saudi Arabia | 12,014,000 bpd |
3. Russia | 10,980,000 bpd |
4. Kanada | 4,385,000 bpd |
5. China | 4,309,000 bpd |
24. Indonesia | 825,000 bpd |
bpd = barrels per day
Sumber: BP Statistical Review of World Energy 2016
Meskipun saat ini banyak negara yang
mendalami potensi energi terbarukan, pentingnya - dan ketergantungan pada -
minyak di dunia tidak bisa dipungkiri, ataupun diabaikan. Bahan bakar fosil
akan tetap menjadi sumber energi paling penting, dengan minyak berkontribusi
33%, batubara 28% dan gas alam 23% dari total sumber energi (IMF: April 2011).
Sumber energi terbarukan hanya berkontribusi sedikit pada total suplai energi
primer dunia (energi primer termasuk bahan bakar fosil - minyak, batubara dan
gas alam -, energi nuklir dan energi terbarukan - geotermal, tenaga air, sinar
matahari dan angin).
Peningkatan permintaan untuk minyak
mentah dikombinasikan dengan kekuatiran mengenai ketersediaannya menyebabkan
harga minyak mencapai rekor tinggi dalam sejarah pada tahun 2000an. Meskipun
tren yang meningkat ini diganggu sementara oleh krisis finansial global
2008-2009, permintaan minyak dunia meningkat secara signifikan setelah 2009
(dan karenanya harganya naik sejalan dengan itu), sebagian besar disebabkan
karena level konsumsi minyak mentah yang meningkat di negara-negara berkembang
yang menunjukkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang subur. RRT
berkontribusi untuk sebagian besar dari konsumsi energi dunia dan karenanya
mempengaruhi harga pasar dunia untuk sumber energi primer.
Kendati begitu, sejak pertengahan
2014, harga minyak dunia mulai menurun tajam karena lambatnya aktivitas
perekonomian dunia (terutama karena pertumbuhan ekonomi yang jatuh di RRT saat
pemerintahannya berusaha mengalihkan perekonomiannya dari berorientasi ekspor
kepada berorientasi konsumsi) dan peningkatan produksi shale oil AS, sementara
Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) memutuskan untuk tidak
mengurangi tingkat produksi. Pada bulan Februari 2016 harga minyak sentuh titik
terendah selama 13 tahun. Namun, setelahnya mulai pulih.
MINYAK MENTAH DI INDONESIA
Produksi Minyak yang Menurun dan
Konsumsi Minyak yang Meningkat di Indonesia
Sejak tahun 1990an produksi minyak
mentah Indonesia telah mengalami tren penurunan yang berkelanjutan karena
kurangnya eksplorasi dan investasi di sektor ini. Di beberapa tahun terakhir
sektor minyak dan gas negara ini sebenarnya menghambat pertumbuhan PDB.
Target-target produksi minyak, ditetapkan oleh Pemerintah setiap awal tahun,
tidak tercapai untuk beberapa tahun berturut-turut karena kebanyakan produksi
minyak berasal dari ladang-ladang minyak yang sudah menua. Saat ini, Indonesia
memiliki kapasitas penyulingan minyak yang kira-kira sama dengan satu dekade
lalu, mengindikasikan bahwa ada keterbatasan perkembangan dalam produksi minyak,
yang menyebabkan kebutuhan saat ini untuk mengimpor minyak demi memenuhi
permintaan domestik.
Produksi Minyak Bumi Indonesia¹:
2006 | 2007 | 2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 | |
BP Global | 996 | 972 | 1,003 | 990 | 1,003 | 942 | 918 | 882 | 852 | 825 |
SKKMigas | 1,006 | 954 | 977 | 949 | 945 | 900 | 860 | 826 | 794 | 786 |
¹ dalam ribuan barrels per day (bpd)
Sumber: BP Statistical Review of World Energy 2016 and SKKMigas
2. Batu Bara
Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan. Energi yang dihasilkan batu bara dapat digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak), pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan baja, industri kimia, dan lain-lain.
Batubara sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen. Namun demikian, batubara juga memiliki karakter negatif yaitu disebut sebagai sumber energi yang paling banyak menimbulkan polusi akibat tingginya kandungan karbon. Sumber energi penting lain, seperti gas alam, memiliki tingkat polusi yang lebih sedikit namun lebih rentan terhadap fluktuasi harga di pasar dunia. Dengan demikian, semakin banyak industri di dunia yang mulai mengalihkan fokus energi mereka ke batubara.
Dengan tingkat produksi saat ini (dan apabila cadangan baru tidak ditemukan), cadangan batubara global diperkirakan habis sekitar 112 tahun ke depan. Cadangan batubara terbesar ditemukan di Amerika Serikat, Russia, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), dan India
2. Batu Bara
Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan. Energi yang dihasilkan batu bara dapat digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak), pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan baja, industri kimia, dan lain-lain.
Batubara sumber energi terpenting untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen. Namun demikian, batubara juga memiliki karakter negatif yaitu disebut sebagai sumber energi yang paling banyak menimbulkan polusi akibat tingginya kandungan karbon. Sumber energi penting lain, seperti gas alam, memiliki tingkat polusi yang lebih sedikit namun lebih rentan terhadap fluktuasi harga di pasar dunia. Dengan demikian, semakin banyak industri di dunia yang mulai mengalihkan fokus energi mereka ke batubara.
Dengan tingkat produksi saat ini (dan apabila cadangan baru tidak ditemukan), cadangan batubara global diperkirakan habis sekitar 112 tahun ke depan. Cadangan batubara terbesar ditemukan di Amerika Serikat, Russia, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), dan India
Produsen Batubara Terbesar pada Tahun 2016¹
Negara | Volume Produksi (setara juta ton minyak) |
China | 1685.7 |
Amerika Serikat | 364.8 |
Australia | 299.3 |
India | 288.5 |
Indonesia | 255.7 |
Russia | 192.8 |
Afrika Selatan | 142.4 |
¹ bahan bakar padat komersil sebagai contoh batubara bituminous coal, anthracite (batubara keras), batubara lignite and muda (sub-bituminous)
Sumber: BPStatistical Review of World Energy 2017
BATUBARA DI INDONESIA
Produksi & Ekspor Batubara Indonesia
Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Sejak tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia menjadi eksportir terdepan batubara thermal. Porsi signifikan dari batubara thermal yang diekspor terdiri dari jenis kualitas menengah (antara 5100 dan 6100 cal/gram) dan jenis kualitas rendah (di bawah 5100 cal/gram) yang sebagian besar permintaannya berasal dari Cina dan India. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis kira-kira dalam 83 tahun mendatang apabila tingkat produksi saat ini diteruskan.
Berkaitan dengan cadangan batubara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-9 dengan sekitar 2.2 persen dari total cadangan batubara global terbukti berdasarkan BP Statistical Review of World Energy. Sekitar 60 persen dari cadangan batubara total Indonesia terdiri dari batubara kualitas rendah yang lebih murah (sub-bituminous) yang memiliki kandungan kurang dari 6100 cal/gram.
Ada banyak kantung cadangan batubara yang kecil terdapat di pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, namun demikian tiga daerah dengan cadangan batubara terbesar di Indonesia adalah:
1. Sumatra Selatan
2. Kalimantan Selatan
3. Kalimantan Timur Industri batubara Indonesia terbagi dengan hanya sedikit produsen besar dan banyak pelaku skala kecil yang memiliki tambang batubara dan konsesi tambang batubara (terutama di Sumatra dan Kalimantan).
Sejak awal tahun 1990an, ketika sektor pertambangan batubara dibuka kembali untuk investasi luar negeri, Indonesia mengalami peningkatan produksi, ekspor dan penjualan batubara dalam negeri. Namun penjualan domestik agak tidak signifikan karena konsumsi batubara dalam negeri relatif sedikit di Indonesia. Toh dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan penjualan batubara domestik yang pesat karena pemerintah Indonesia berkomitmen terhadap program energi ambisiusnya (menyiratkan pembangunan berbagai pembangkit listrik, yang sebagian besar menggunakan batubara sebagai sumber energi karena Indonesia memiliki cukup banyak cadangan batubara). Selain itu, beberapa perusahaan pertambangan besar di Indonesia (misalnya penambang batubara Adaro Energy) telah berekspansi ke sektor energi karena harga komoditas yang rendah membuatnya tidak menarik untuk tetap fokus pada ekspor batubara, sehingga menjadi perusahaan energi terintegrasi yang mengkonsumsi batubara mereka sendiri.
Ekspor batubara Indonesia berkisar antara 70 sampai 80 persen dari total produksi batubara, sisanya dijual di pasar domestik.
BATUBARA DI INDONESIA
Produksi & Ekspor Batubara Indonesia
Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Sejak tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia menjadi eksportir terdepan batubara thermal. Porsi signifikan dari batubara thermal yang diekspor terdiri dari jenis kualitas menengah (antara 5100 dan 6100 cal/gram) dan jenis kualitas rendah (di bawah 5100 cal/gram) yang sebagian besar permintaannya berasal dari Cina dan India. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis kira-kira dalam 83 tahun mendatang apabila tingkat produksi saat ini diteruskan.
Berkaitan dengan cadangan batubara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-9 dengan sekitar 2.2 persen dari total cadangan batubara global terbukti berdasarkan BP Statistical Review of World Energy. Sekitar 60 persen dari cadangan batubara total Indonesia terdiri dari batubara kualitas rendah yang lebih murah (sub-bituminous) yang memiliki kandungan kurang dari 6100 cal/gram.
Ada banyak kantung cadangan batubara yang kecil terdapat di pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, namun demikian tiga daerah dengan cadangan batubara terbesar di Indonesia adalah:
1. Sumatra Selatan
2. Kalimantan Selatan
3. Kalimantan Timur Industri batubara Indonesia terbagi dengan hanya sedikit produsen besar dan banyak pelaku skala kecil yang memiliki tambang batubara dan konsesi tambang batubara (terutama di Sumatra dan Kalimantan).
Sejak awal tahun 1990an, ketika sektor pertambangan batubara dibuka kembali untuk investasi luar negeri, Indonesia mengalami peningkatan produksi, ekspor dan penjualan batubara dalam negeri. Namun penjualan domestik agak tidak signifikan karena konsumsi batubara dalam negeri relatif sedikit di Indonesia. Toh dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan penjualan batubara domestik yang pesat karena pemerintah Indonesia berkomitmen terhadap program energi ambisiusnya (menyiratkan pembangunan berbagai pembangkit listrik, yang sebagian besar menggunakan batubara sebagai sumber energi karena Indonesia memiliki cukup banyak cadangan batubara). Selain itu, beberapa perusahaan pertambangan besar di Indonesia (misalnya penambang batubara Adaro Energy) telah berekspansi ke sektor energi karena harga komoditas yang rendah membuatnya tidak menarik untuk tetap fokus pada ekspor batubara, sehingga menjadi perusahaan energi terintegrasi yang mengkonsumsi batubara mereka sendiri.
Ekspor batubara Indonesia berkisar antara 70 sampai 80 persen dari total produksi batubara, sisanya dijual di pasar domestik.
Produksi, Ekspor, Konsumsi & Harga Batubara:
2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | |
Produksi(dalam juta ton) | 458 | 461 | 456 | 461 | 425¹ | 400¹ |
Ekspor(dalam juta ton) | 382 | 375 | 365 | 364 | 311¹ | 160¹ |
Domestik (dalam juta ton) | 76 | 86 | 91 | 97 | 114¹ | 240¹ |
Harga (HBA)(USD/ton) | 72.6 | 60.1 | 61.8 | n.a. | n.a. | n.a. |
¹ proyeksi
2007 | 2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | |
Produksi(dalam juta ton) | 217 | 240 | 254 | 275 | 353 | 412 | 474 |
Ekspor(dalam juta ton) | 163 | 191 | 198 | 210 | 287 | 345 | 402 |
Domestik (dalam juta ton) | 61 | 49 | 56 | 65 | 66 | 67 | 72 |
Harga (HBA)(USD/ton) | n.a | n.a | 70.7 | 91.7 | 118.4 | 95.5 | 82.9 |
Sumber: Indonesian Coal Mining Association (APBI) & Ministry of Energy and Mineral Resources
3. Bauksit
Bauksit adalah sumber bijih utama untuk menghasilkan aluminium. Bauksit bermanfaat untuk industri keramik, logam, kimia, dan matulergi.
Barang tambang ini memiliki manfaat yang sangat luas di kehidupan sehari-hari. Sebagai bahan utama pembuatan Alumunium, kita cukup diuntungkan dengan banyaknya daerah penghasil bauksit di indonesia.
Dengan sumber daya alam yang melimpah, maka kebutuhan bauksit dalam negeri bisa tercukupi. Beberapa perusahaan yang mengolah bahan alam tersebut bahkan mengekspor hasil produksinya ke luar negeri. Meskipun jumlahnya saat ini masih mencukupi, tetap harus dilakukan pelestarian supaya lahan penambangan tidak mengalami kerusakan.
4 Daerah Penghasil Bauksit Terbesar di Indonesia
Bauksit sangat mudah ditemukan di negara tropis seperti Indonesia. Lokasinya berada di dataran rendah serta tidak dalam. Bahan alam ini berasal dari proses pelapukan yang sebagian besar terjadi di hutan tropis.
Bila penambangan dilakukan secara berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan ekosistem hutan. Sebab itulah pemanfaatan barang tambang tersebut harus dibatasi. Adapun 4 daerah penghasil bauksit di indonesia antara lain:
1. Riau
Daerah Riau terkenal sebagai lokasi penambangan terbaik yang salah satu hasilnya adalah bauksit atau yang lebih dikenal dengan nama bijih alumunium. Bahan alam ini banyak ditemukan di Pulau Bintan dan Pulau Bulan. Lokasi tersebut merupakan daerah penghasil bauksit di indonesia terbesar saat ini dan produksinya sudah mencapai pasaran internasional.
2. Sumatera Utara
Lokasi penambangan berada di kota Pinang. Cara menemukan Bauksit dengan melakukan babat alas lalu penggalian. Jika sudah dipastikan daerah tersebut mengandung bijih alumunium, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan pencucian. Pemanfaatan daerah penghasil bauksit di indonesia akan diolah menjadi bahan utama pembuatan kaleng, panci, dan perkakas rumah tangga lainnya.
3. Bangka Belitung
Bangka Belitung juga memiliki lokasi penggalian bauksit yang cukup luas yaitu terletak di Sigembir. Ada 4 cara yang biasa dilakukan untuk mengolah bahan tambang ini yaitu dengan teknik asam, basa, sintering, dan elektrolisa. Pemecahan bauksit selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan alumunium. Jika sudah menjadi barang setengah jadi, proses pengubahan menjadi barang jadi akan lebih cepat.
4. Kalimantan Barat
Daerah penghasil bauksit di indonesia yang berlokasi di provinsi ini berada di daerah Munggu Besar, Sandai, Balai Berkuah, Mebukung, dan Pantus. Bijih alumunium ini memiliki nilai ekonomi yang besar. Tidak semua daerah memiliki potensi barang tambang tersebut. Tempatnya juga spesifik berlokasi di negara yang dilalui garis katulistiwa dan iklim tropis.
Pemanfaatan bauksit tidak hanya sebagai bahan baku pembuatan alat rumah tangga saja, melainkan juga dalam bidang industri. Atap pabrik diproduksi dengan menggunakan bijih alumunium ini. Sifatnya yang kuat dan padat menjadikan tambang ini juga cocok dijadikan bahan utama pembuatan badan pesawat terbang.
Beberapa jenis keramik juga dihasilkan dari pengolahan bauksit. Perabot rumah tangga yang diproduksi memiliki kualitas tinggi dan berfungsi sebagai penghantar panas yang bagus.
Setelah proses penambangan, selanjutnya bauksit akan dicairkan agar mudah dibentuk menjadi barang jadi atau setengah jadi. Karakteristiknya yang mampu menyalurkan panas, dimanfaatkan untuk membuat beberapa barang rumah tangga terutama perabot dapur. Karena barang tambang ini sangat mudah ditemukan, pemerintah harus mengatur eksplorasi bauksit supaya jumlahnya tidak punah.
4. Pasir Besi
Pasir besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel besi (magnetit) yang terdapat di sepanjang pantai (Bates and Jackson, 1980), terbentuk karena proses penghancuran oleh cuaca, air permukaan, dan gelombang terhadap batuan asal yang mengandung mineral besi seperti magnetit, ilmenit, dan oksida besi, kemudian terakumulasi serta tercuci oleh gelombang air laut.
Pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik. Secara umum banyak dipakai dalam industri diantaranya sebagai bahan baku pabrik baja, dan bahan magnet dengan mengambil bijih besinya, pabrik keramik, pabrik semen dan bahan refractory dengan mengambil silikatnya (Austin, 1985).
Meskipun pada beberapa tahun terakhir ini pasir besi intensif diusahakan, akan tetapi masih ada peluang untuk menemukan potensi baru. Selain itu, dengan berkembangnya teknologi penambangan dan pengolahan, serta peningkatan kebutuhan, maka pasir besi kadar relatif rendah yang pada masa lalu tidak diusahakan karena belum mempunyai nilai ekonomi, akan berpeluang untuk diusahakan pada masa yang akan datang.
5. Emas
Emas umumnya dimanfaatkan untuk perhiasan. Emas, logam yang paling lunak atau mudah dibentuk, dipandang sebagai logam berharga karena tekstur, kepadatan dan titik cairnya yang tinggi. Nilai dari karekteristiknya membuat emas menjadi alat yang menguntungkan untuk digunakan dalam kebijakan-kebijakan moneter sampai dengan saat ini. Sekitar 60% produksi emas digunakan untuk perhiasan, 40% untuk investasi (contohnya cadangan bank sentral sebagai jaminan melawan inflasi atau resesi), dan 10% untuk industri. Kemampuan emas yang luar biasa sebagai penghantar panas dan listrik adalah alasan mengapa emas digunakan dalam peralatan-peralatan industri, keramik, dan alat-alat elektronik.
Perusahaan-perusahaan emas aktif di seluruh benua di dunia. Distribusi tempat produksi yang luas secara geografis menyebabkan gangguan di satu wilayah karena masalah politik ataupun sosial kecil kemungkinannya dapat menyebabkan dampak besar dalam suplai emas global. Selain dari produksi global melalui pertambangan, daur ulang emas (yang berkontribusi untuk sekitar sepertiga dari total suplai saat ini) menambahkan jumlah produksi. Sebagai tambahan, bank-bank sentral juga dapat mempengaruhi sisi suplai ketika mereka menjual sebagian dari cadangan emas mereka. Penting untuk dicatat bahwa setelah dua dekade menjadi para penjual netto, kini bank-bank sentral telah secara efektif menjadi pembeli netto dari emas, mengakibatkan penurunan signifikan di sisi suplai dan bersamaan dengan itu secara simultan peningkatan permintaan.
3. Bauksit
Bauksit adalah sumber bijih utama untuk menghasilkan aluminium. Bauksit bermanfaat untuk industri keramik, logam, kimia, dan matulergi.
Barang tambang ini memiliki manfaat yang sangat luas di kehidupan sehari-hari. Sebagai bahan utama pembuatan Alumunium, kita cukup diuntungkan dengan banyaknya daerah penghasil bauksit di indonesia.
Dengan sumber daya alam yang melimpah, maka kebutuhan bauksit dalam negeri bisa tercukupi. Beberapa perusahaan yang mengolah bahan alam tersebut bahkan mengekspor hasil produksinya ke luar negeri. Meskipun jumlahnya saat ini masih mencukupi, tetap harus dilakukan pelestarian supaya lahan penambangan tidak mengalami kerusakan.
4 Daerah Penghasil Bauksit Terbesar di Indonesia
Bauksit sangat mudah ditemukan di negara tropis seperti Indonesia. Lokasinya berada di dataran rendah serta tidak dalam. Bahan alam ini berasal dari proses pelapukan yang sebagian besar terjadi di hutan tropis.
Bila penambangan dilakukan secara berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan ekosistem hutan. Sebab itulah pemanfaatan barang tambang tersebut harus dibatasi. Adapun 4 daerah penghasil bauksit di indonesia antara lain:
1. Riau
Daerah Riau terkenal sebagai lokasi penambangan terbaik yang salah satu hasilnya adalah bauksit atau yang lebih dikenal dengan nama bijih alumunium. Bahan alam ini banyak ditemukan di Pulau Bintan dan Pulau Bulan. Lokasi tersebut merupakan daerah penghasil bauksit di indonesia terbesar saat ini dan produksinya sudah mencapai pasaran internasional.
2. Sumatera Utara
Lokasi penambangan berada di kota Pinang. Cara menemukan Bauksit dengan melakukan babat alas lalu penggalian. Jika sudah dipastikan daerah tersebut mengandung bijih alumunium, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan pencucian. Pemanfaatan daerah penghasil bauksit di indonesia akan diolah menjadi bahan utama pembuatan kaleng, panci, dan perkakas rumah tangga lainnya.
3. Bangka Belitung
Bangka Belitung juga memiliki lokasi penggalian bauksit yang cukup luas yaitu terletak di Sigembir. Ada 4 cara yang biasa dilakukan untuk mengolah bahan tambang ini yaitu dengan teknik asam, basa, sintering, dan elektrolisa. Pemecahan bauksit selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan alumunium. Jika sudah menjadi barang setengah jadi, proses pengubahan menjadi barang jadi akan lebih cepat.
4. Kalimantan Barat
Daerah penghasil bauksit di indonesia yang berlokasi di provinsi ini berada di daerah Munggu Besar, Sandai, Balai Berkuah, Mebukung, dan Pantus. Bijih alumunium ini memiliki nilai ekonomi yang besar. Tidak semua daerah memiliki potensi barang tambang tersebut. Tempatnya juga spesifik berlokasi di negara yang dilalui garis katulistiwa dan iklim tropis.
Pemanfaatan bauksit tidak hanya sebagai bahan baku pembuatan alat rumah tangga saja, melainkan juga dalam bidang industri. Atap pabrik diproduksi dengan menggunakan bijih alumunium ini. Sifatnya yang kuat dan padat menjadikan tambang ini juga cocok dijadikan bahan utama pembuatan badan pesawat terbang.
Beberapa jenis keramik juga dihasilkan dari pengolahan bauksit. Perabot rumah tangga yang diproduksi memiliki kualitas tinggi dan berfungsi sebagai penghantar panas yang bagus.
Setelah proses penambangan, selanjutnya bauksit akan dicairkan agar mudah dibentuk menjadi barang jadi atau setengah jadi. Karakteristiknya yang mampu menyalurkan panas, dimanfaatkan untuk membuat beberapa barang rumah tangga terutama perabot dapur. Karena barang tambang ini sangat mudah ditemukan, pemerintah harus mengatur eksplorasi bauksit supaya jumlahnya tidak punah.
4. Pasir Besi
Pasir besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel besi (magnetit) yang terdapat di sepanjang pantai (Bates and Jackson, 1980), terbentuk karena proses penghancuran oleh cuaca, air permukaan, dan gelombang terhadap batuan asal yang mengandung mineral besi seperti magnetit, ilmenit, dan oksida besi, kemudian terakumulasi serta tercuci oleh gelombang air laut.
Pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik. Secara umum banyak dipakai dalam industri diantaranya sebagai bahan baku pabrik baja, dan bahan magnet dengan mengambil bijih besinya, pabrik keramik, pabrik semen dan bahan refractory dengan mengambil silikatnya (Austin, 1985).
Meskipun pada beberapa tahun terakhir ini pasir besi intensif diusahakan, akan tetapi masih ada peluang untuk menemukan potensi baru. Selain itu, dengan berkembangnya teknologi penambangan dan pengolahan, serta peningkatan kebutuhan, maka pasir besi kadar relatif rendah yang pada masa lalu tidak diusahakan karena belum mempunyai nilai ekonomi, akan berpeluang untuk diusahakan pada masa yang akan datang.
5. Emas
Emas umumnya dimanfaatkan untuk perhiasan. Emas, logam yang paling lunak atau mudah dibentuk, dipandang sebagai logam berharga karena tekstur, kepadatan dan titik cairnya yang tinggi. Nilai dari karekteristiknya membuat emas menjadi alat yang menguntungkan untuk digunakan dalam kebijakan-kebijakan moneter sampai dengan saat ini. Sekitar 60% produksi emas digunakan untuk perhiasan, 40% untuk investasi (contohnya cadangan bank sentral sebagai jaminan melawan inflasi atau resesi), dan 10% untuk industri. Kemampuan emas yang luar biasa sebagai penghantar panas dan listrik adalah alasan mengapa emas digunakan dalam peralatan-peralatan industri, keramik, dan alat-alat elektronik.
Perusahaan-perusahaan emas aktif di seluruh benua di dunia. Distribusi tempat produksi yang luas secara geografis menyebabkan gangguan di satu wilayah karena masalah politik ataupun sosial kecil kemungkinannya dapat menyebabkan dampak besar dalam suplai emas global. Selain dari produksi global melalui pertambangan, daur ulang emas (yang berkontribusi untuk sekitar sepertiga dari total suplai saat ini) menambahkan jumlah produksi. Sebagai tambahan, bank-bank sentral juga dapat mempengaruhi sisi suplai ketika mereka menjual sebagian dari cadangan emas mereka. Penting untuk dicatat bahwa setelah dua dekade menjadi para penjual netto, kini bank-bank sentral telah secara efektif menjadi pembeli netto dari emas, mengakibatkan penurunan signifikan di sisi suplai dan bersamaan dengan itu secara simultan peningkatan permintaan.
Negara Produsen Terbesar Emas pada Tahun 2014 (perkiraan):
1. Cina | 465.7 |
2. Rusia | 272.0 |
3. Australia | 269.7 |
4. Amerika Serikat | 200.4 |
5. Peru | 169.3 |
6. Afrika Selatan | 164.5 |
7. Kanada | 153.1 |
8. Meksiko | 115.7 |
9. Indonesia | 109.9 |
10. Ghana | 106.1 |
dalam ton emas
Sumber: GFMS
EMAS DI INDONESIA
Produksi Emas di Indonesia
Saat ini, Indonesia memproduksi sekitar 4% dari produksi emas global, setengahnya berasal dari pertambangan raksasa Grasberg, tambang emas terbesar di dunia, di wilayah barat Pulau Papua. Tambang ini, yang diyakini memiliki cadangan emas terbesar di dunia (67,4 juta ons), dimiliki secara mayoritas oleh perusahaan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc yang bermarkas di Amerika Serikat (AS) dan menjadikan perusahaan ini pembayar pajak terbesar kepada Pemerintahan Indonesia. Namun, banyak ketegangan mengelilingi aktivitas-aktivitas di pertambangan ini. Serangkaian serangan kekerasan (termasuk pembunuhan, perampokan dan sabotase) telah terjadi sejak era Reformasi. Dua alasan di balik situasi ini adalah perjuangan yang berkelanjutan untuk kemerdekaan Papua oleh Gerakan Papua Merdeka, dan rasa ketidaksukaan dari masyarakat Papua (dan orang-orang Indonesia lainnya) terhadap sebuah perusahaan asing yang berhasil mendapatkan keuntungan yang tidak proposional dari sumberdaya alam negara ini. Berlokasi di sebuah provinsi dengan salah satu tingkat kemiskinan relatif tertinggi di negara ini, membuat isu ini menjadi lebih sensitif. Masalah-masalah terkait yang telah disebutkan telah menganggu tingkat produksi secara sementara di masa lalu dan ganggungan - kemungkinan - akan terjadi lagi di masa mendatang karena alasan-alasan di baliknya tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pendek atau menengah.
Produksi emas Indonesia telah menjadi agak tidak stabil selama satu dekade yang lalu:
Produksi emas Indonesia:
EMAS DI INDONESIA
Produksi Emas di Indonesia
Saat ini, Indonesia memproduksi sekitar 4% dari produksi emas global, setengahnya berasal dari pertambangan raksasa Grasberg, tambang emas terbesar di dunia, di wilayah barat Pulau Papua. Tambang ini, yang diyakini memiliki cadangan emas terbesar di dunia (67,4 juta ons), dimiliki secara mayoritas oleh perusahaan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc yang bermarkas di Amerika Serikat (AS) dan menjadikan perusahaan ini pembayar pajak terbesar kepada Pemerintahan Indonesia. Namun, banyak ketegangan mengelilingi aktivitas-aktivitas di pertambangan ini. Serangkaian serangan kekerasan (termasuk pembunuhan, perampokan dan sabotase) telah terjadi sejak era Reformasi. Dua alasan di balik situasi ini adalah perjuangan yang berkelanjutan untuk kemerdekaan Papua oleh Gerakan Papua Merdeka, dan rasa ketidaksukaan dari masyarakat Papua (dan orang-orang Indonesia lainnya) terhadap sebuah perusahaan asing yang berhasil mendapatkan keuntungan yang tidak proposional dari sumberdaya alam negara ini. Berlokasi di sebuah provinsi dengan salah satu tingkat kemiskinan relatif tertinggi di negara ini, membuat isu ini menjadi lebih sensitif. Masalah-masalah terkait yang telah disebutkan telah menganggu tingkat produksi secara sementara di masa lalu dan ganggungan - kemungkinan - akan terjadi lagi di masa mendatang karena alasan-alasan di baliknya tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pendek atau menengah.
Produksi emas Indonesia telah menjadi agak tidak stabil selama satu dekade yang lalu:
Produksi emas Indonesia:
2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014F | |
Produksi | 93 | 143 | 85 | 118 | 64 | 104 | 104 | 76 | 75 | 59 | 87 |
dalam ton emas
Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Pertambangan-pertambangan emas terbesar Indonesia terletak
di:
1. Papua
2. Sumbawa
3. Kalimantan Timur
4. Kalimantan Tengah
6.
Timah
Timah dimanfaatkan sebagai bahan baku logam pelapis, solder,
cendera mata, dan lain-lain. Indonesia sebagai Daerah Penghasil Timah yang
Melimpah
Pertambangan yang sering Anda dengar biasanya adalah minyak
bumi, batu bara, emas dan perak namun masih ada satu jenis tambang lagi yang
tak kalah bernilai yaitu timah. Tidak seperti sumber daya alam lainnya, daerah
penghasil timah di Indonesia hanya terdapat di beberapa pulau saja. Salah satu
pulau yang paling terkenal sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia adalah
Bangka Belitung.
Kekayaan sumber daya alam timah yang melimpah menyebabkan
Indonesia menjadi negara kedua sebagai eksportir timah terbesar di dunia.
Jumlah timah yang tercatat rutin diekspor oleh Indonesia mencapai 100.000 ton
dan semakin bertambah setiap tahunnya.
Daerah Penghasil Timah di Indonesia yang Paling Banyak
Berada di Luar Jawa
Sejauh ini di Indonesia timah banyak ditemukan di wilayah
bagian barat namun bukan di pulau Jawa melainkan di pulau Sumatera. Berikut ini
adalah daftar daerah mana saja yang menjadi pusat penghasil timah terbesar yang
ada di Indonesia.
1. Pulau Belitung
Daerah penghasil timah di Indonesia yang paling banyak
adalah di pulau Bangka Belitung tepatnya di daerah Manggar. Bahkan pulau Bangka
Belitung ini sudah diakui dunia sebagai pulau penghasil timah terbanyak setelah
China.
Adapun faktor lain yang menyebabkan Bangka Belitung mampu
menghasilkan timah yang sangat banyak adalah karena pulau tersebut kaya juga
akan bebatuan yang memiliki sifat asam. Bangka Belitung mampu menghasilkan
timah mencapai 100.000 ton dan jumlah tersebut akan terus bertambah seiring
berjalannya waktu.
2. Bakinang
Setelah Bangka Belitung, kini daerah dengan penghasil sumber
daya alam timah terbesar dan terbanyak adalah di daerah Bakinang tepatnya di
Riau pulau Singkep. Jika Belitung adalah daerah terbesar yang sudah diakui
dunia sebagai daerah penghasil timah, maka Bakinang adalah daerah penambangan
timah tertua di Indonesia. Selama catatan sejarah, penambangan timah di
Bakinang ini sudah terjadi selama dua abad yakni sejak tahun 1812 sampai dengan
tahun 1992
3. Sungai Liat
Daerah penghasil timah di Indonesia selanjutnya terletak di
bagian pulau Sumatera yaitu pulau Bangka. Lebih spesifiknya lagi adalah terletak
di wilayah Sungai Liat, hasil timah dari daerah ini banyak ditemukan dalam
kandungan pasir. Hal tersebut menjadi keunikan tersendiri dibandingkan
daerah-daerah penghasil timah lainnya.
4. Dabo
Masih di pulau Singkep ternyata ada daerah lain yang menjadi
pusat penghasil timah terbesar di Indonesia yaitu daerah Dabo. Di daerah Dabo
ini luas area tambang timah yang tersedia sekitar 45.000 ha dengan kegiatan
penambangan sudah dilakukan kurang lebih 180 tahun lamanya.
5. Muntok
Muntok yang terletak di kabupaten Bangka bagian barat juga
menjadi salah satu daerah penghasil timah di Indonesia. sama seperti daerah Bangka lainnya, jumlah
timah di pulau ini sangat melimpah sehingga setiap sudut daerahnya selalu dijadikan
tambang timah termasuk daerah Muntok.
Berdasarkan daftar daerah penghasil timah di Indonesia yang
sudah dijabarkan, tidak ada satu daerahpun yang terindikasi terdapat di pulau
Jawa. hal tersebut dikarenakan setiap pulau di Indonesia memiliki potensinya
masing-masing, seperti halnya pulau Sumatera yang kaya akan timah.
7.
Tembaga
Tembaga banyak dimanfaatkan dalam industri peralatan
listrik, industri konstruksi, pesawat terbang, kapal laut, atap, pipa ledeng,
dekorasi rumah, mesin-mesin pertanian, pengatur suhu ruangan, dan lain-lain.
Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah,
khususnya sumberdaya mineral dan batubara. Pada kesempatan kali ini
Geologinesia akan memberikan daftar nama-nama daerah penghasil tembaga di
Indonesia, melingkupi nama Kecamatan, Kabupaten, serta Provinsi.
Perlu diketahui bahwa daftar ini diperoleh dari data
pemerintah terkait bidang energi dan sumberdaya mineral (ESDM) maupun
berdasarkan data yang dikeluarkan oleh badan pusat statistik Indonesia (BPS).
Daftar daerah penghasil tembaga ini meliputi keberadaan
tembaga baik itu yang telah atau sementara dalam tahapan inventarisasi
(eksplorasi) maupun telah masuk dalam tahapan produksi (tambang). Berikut
adalah daftar nama-nama daerah penghasil tembaga di Indonesia:
·
Kotanopang,
Mandailing Natal, Sumatera Utara.
·
Siempat
Nempu Hilir Dan Tanah Pinem, Dairi, Sumatera Utara.
·
Silungkang,
Lunto, Sumatera Barat.
·
Tasikmalaya,
Jawa Barat.
·
Tulakan,
Pacitan, Jawa Timur.
·
Sekongkang,
Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
·
Sanaman
Mantikei, Katingan, Kalimantan Tengah.
·
Donggala,
Sulawesi Tengah.
·
Baolan,
Toli Toli, Sulawesi Tengah.
·
Bone,
Sulawesi Selatan.
·
Kuala
Kencana-Tembagapura, Mimika, Papua
8.
Nikel
Nikel adalah bahan paduan logam yang banyak digunakan pada
industri logam
Indonesia adalah salah satu negara dengan potensi sumberdaya
alamnya yang melimpah, khususnya sebagai penghasil sumberdaya mineral dan
batubara.
Daftar nama-nama daerah penghasil NIKEL di Indonesia,
melingkupi nama Kecamatan, Kabupaten, serta Provinsi.
Sebagai referensi, daftar daerah penghasil NIKEL ini
diperoleh dari database pemerintah terkait bidang Energi dan Sumberdaya Mineral
(ESDM) maupun berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik
Pemerintah Indonesia (BPS).
Daftar daerah penghasil NIKEL disajikan meliputi keberadaan
NIKEL baik itu yang telah atau sementara dalam tahapan inventarisasi
(eksplorasi) maupun telah masuk dalam tahapan produksi (tambang).
Berikut adalah daftar nama-nama daerah penghasil NIKEL di
Indonesia tersebut:
·
Bahadopi,
Morowali, Sulawesi Tengah.
·
Petasia
Timur, Morowali, Sulawesi Tengah.
·
Petasia,
Morowali, Sulawesi Tengah.
·
Menui
Kepulauan, Morowali, Sulawesi Tengah.
·
Bungku
Selatan, Morowali, Sulawesi Tengah.
·
Bungku
Pesisir, Morowali, Sulawesi Tengah.
·
Bungku
Timur, Morowali, Sulawesi Tengah.
·
Sindue,
Donggala, Sulawesi Tengah.
·
Morowali
Utara, Sulawesi Tengah.
·
Banggai,
Sulawesi Tengah.
·
Nuha,
Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
·
Malili,
Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
·
Pomala,
Kolaka, Sulawesi Tenggara.
·
Talaga
Raya, Buton, Sulawesi Tenggara.
·
Latambaga,
Kolaka, Sulawesi Tenggara.
·
Konawe
Utara, Sulawesi Tenggara.
·
Seram
Barat, Seram Bagian Barat, Maluku.
·
Maba,
Halmahera Timur, Maluku Utara.
·
Weda
Tengah, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
·
Wasile,
Halmahera Timur, Maluku Utara.
·
Pulau
Gag, Raja Ampat, Papua Barat.
9.
Aspal
Daerah Penghasil Aspal di Indonesia - Pembangunan
infrastruktur terus dilakukan oleh pemerintah Indonesia agar terjadi pemerataan
Ekonomi. Salah satu fasilitas umum yang kini sedang dikebut pembuatannya adalah
jalan raya. Daerah penghasil aspal di Indonesia yang cukup banyak, membuat
negara ini bisa mendapatkan bahan baku yang mudah. Meskipun saat ini beberapa
proyek sudah menggunakan beton, tetap saja campuran aspal diperlukan sebagai
bahan pelapis agar kuat dan tahan lama.
2 Daerah Penghasil Aspal Terbesar di Indonesia
Daerah penghasil aspal di Indonesia terbesar berada di pulau
Sulawesi dan Jawa. Tingginya kebutuhan akan bahan tambang ini menjadikan
pemerintah harus dapat menghemat penggunaan dengan tepat supaya jumlahnya
tercukupi.
Aspal adalah salah satu komoditas yang didapatkan dari
pengolahan material bumi. Jumlahnya dapat berkurang jika eksploitasi dilakukan
secara berlebihan. Sebab itulah pemerintah tidak dapat memberikan ijin
sembarangan bagi perusahaan yang ingin mengolah jenis tambang tersebut. Adapun
4 daerah penghasil aspal di Indonesia antara lain:
1. Jawa Timur
Kandungan Aspal di Indonesia memang tidak begitu banyak.
Namun, ada beberapa provinsi yang sangat potensial untuk mengembangkan usaha
pertambangan ini, salah satunya adalah Jawa Timur lebih tepatnya di daerah
Wonokromo. Meskipun jumlahnya tidak besar, tetapi jenis tambang yang dihasilkan
sangat berkualitas tinggi. Daerah penghasil aspal di Indonesia ini produksinya
bisa mencukupi semua kebutuhan dalam negeri.
2. Sulawesi Tenggara
Aspal yang dihasilkan di Buton, Sulawesi Tenggara memiliki
kualitas yang bagus. Pendapatan yang diperoleh dari penambangan bahan ini
hingga mencapai trilyunan rupiah. Meskipun sebagai daerah penghasil Aspal
terbesar, namun kondisi wilayahnya sangat mengenaskan. Jalan menuju lokasi
sangat jelek dan tidak pernah mendapatkan perbaikan. Perekonomian haruslah
merata supaya masyarakat dari semua lapisan dapat merasakan hasilnya. Beberapa
perusahaan yang beroperasi di Buton adalah Putindo Bintech, Karya Megah Buton,
Sarana Karya.
Kedua daerah penghasil aspal di Indonesia tersebut harus
diberdayakan dengan baik agar jumlah tambang tidak cepat habis. Berdasarkan
jenisnya, aspal dibedakan menjadi dua yaitu alami dan buatan. Aspal alam
terbentuk secara natural dan kini sudah mulai berkurang karena eksploitasi yang
berlebihan.
10. Mangan
Mangan banyak digunakan untuk proses pembuatan besi baja,
pembuatan baterai kering, keramik, gelas, dan sebagainya.
Kebutuhan barang
tambang mangan dewasa ini meningkat seiring dengan peningkatan teknologi dan
kebutuhan akan mangan. Mangan yang merupakan logam yang digunakan untuk
berbagai macam kebutuhan seperti campuran logam untuk menghasilkan baja,
campuran logam untuk kebutuhan baterai, dan untuk berbagai kebutuhan logam
lainnya.
Mangan merupakan salah satu dari 12 unsur terbesar yang
terkandung dalam kerak bumi. Mineral mangan yang diketahui ada sekitar 300
jenis. Namun yang sering dijumpai dalam cebakan bijih komersial ada 13 jenis.
Pirolusit dan psilcmelan merupakan mineral yang umum menjadi cebakan utama
bijih mangan.
Di Indonesia, cadangan mangan cukup besar namun tersebar di
banyak lokasi, yang secara individu umumnya berbentuk kantong atau lensa
berukuran kecil dengan kadar yang bervariasi. Cadangan mangan yang telah
diketahui sekitar 5,35 juta ton, sedangkan cadangan yang sedang ditambang
berjumlah 4,90 juta ton saat ini, terdapat empat usaha pertambangan mangan yang
telah berproduksi. Salah satu diantaranya merupakan tambang mangan tertua yaitu
PD Kerta Pertambangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat,
sedang tiga perusahaan lainnya adalah swasta nasional.
Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk tujuan metalurgi
maupun non-metalurgi. Untuk tujuan non-metalurgi, mangan digunakan untuk
produksi baterai, kimia, keramik dan gelas, glasir dan frit, pertanian, proses
produksi uranium, dan lainnya. Di Indonesia, industri hilir pemakai mangan
adalah industri baterai, keramik dan porselein, industri logam, dan industi
korek api.
Sumber
:
1. Buku
Kemendikbud. 2017. Buku
Guru Ilmu Pengetahuan Sosial. Kelas VII. Jakarta
https://www.geologinesia.comDowload Materi